JAKARTA – Pemerintah Indonesia semakin memperkuat sinergi antarinstansi guna meningkatkan efektivitas penanganan masalah dalam menghadapi tantangan besar peredaran narkoba internasional. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom mengatakan kolaborasi yang melibatkan BNN, Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta Bea dan Cukai terus menunjukkan hasil positif dalam memberantas jaringan narkoba, khususnya di wilayah perbatasan dan jalur strategis lainnya
Menurutnya, kolaborasi ini menjadi kunci dalam mengawasi jalur perbatasan yang sering dijadikan pintu masuk oleh jaringan narkoba internasional.
“Menjaga jalur perbatasan antarnegara memiliki banyak faktor sehingga menjadi sulit untuk menuntaskan pemberantasan narkoba di wilayah itu, sebab Indonesia mempunyai lebih dari 108 ribu kilometer garis pantai, ditambah dengan banyaknya pulau-pulau kecil,” ujar Komjen Marthinus.
Komjen Marthinus menambahkan bahwa wilayah perbatasan memiliki kompleksitas tersendiri yang memerlukan pengawasan ketat dan kerja sama berkesinambungan. Melalui patroli terpadu dan koordinasi lintas lembaga, langkah pemberantasan narkoba di daerah rawan ini terus ditingkatkan.
Kepolisian Republik Indonesia juga menunjukkan komitmennya melalui langkah-langkah agresif terhadap gembong narkoba internasional. Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa pengejaran terhadap jaringan besar, termasuk target seperti Fredy Pratama, menjadi prioritas utama.
“Tentunya saat ini saya perintahkan Kabareskrim dan Kadiv Hubinter untuk terus melakukan kegiatan, dalam hal ini baik dengan interpol ataupun dengan kegiatan police to police, untuk terus mengejar keberadaan dari Fredy Pratama,” ungkap Jenderal Listyo.
Pengejaran lintas negara ini melibatkan koordinasi yang erat dengan Interpol dan otoritas internasional lainnya, sebagai bentuk nyata dari tekad Polri untuk memutus mata rantai distribusi narkoba yang merusak generasi muda Indonesia.
Langkah-langkah ini telah membuahkan hasil signifikan, termasuk pengungkapan sejumlah besar jaringan yang terafiliasi dengan sindikat internasional. Penangkapan anggota sindikat narkoba bukan hanya menjadi bukti keberhasilan, tetapi juga sinyal kuat bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam perang melawan narkoba.
Upaya pengamanan wilayah perbatasan juga menjadi prioritas penting dalam pemberantasan narkoba. Salah satu contoh nyata adalah patroli gabungan yang dilakukan oleh Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonzipur 5/ABW bersama Kantor Imigrasi dan instansi terkait lainnya. Lettu Czi Muammar Ghadafi, Pasi Ops Satgas Pamtas RI-Malaysia, mengungkapkan komitmennya untuk menjaga keamanan wilayah perbatasan.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga perbatasan dan meningkatkan koordinasi dengan instansi lain, terutama dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks, di antaranya penyelundupan hingga narkoba,” ujar Lettu Ghadafi.
Ia juga menekankan bahwa patroli gabungan ini akan terus dilakukan secara berkala. Hal ini menunjukkan bahwa pengamanan di wilayah perbatasan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga preventif, dengan tujuan menciptakan efek jera bagi para pelaku kejahatan lintas negara
“Ke depan, kegiatan patroli gabungan ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan perbatasan tetap aman dan terkendali,” tambahnya.