Pemerintah Aktifkan Sistem Deteksi Covid XFG di Seluruh Indonesia

Jakarta – Dalam upaya memperkuat sistem kewaspadaan dini terhadap potensi penyebaran penyakit menular, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan resmi mengaktifkan Sistem Deteksi Covid XFG di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons atas laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut adanya kemunculan varian baru virus Corona atau Covid-19 jenis XFG, yang kini masuk kategori variant under monitoring (VUM), level kewaspadaan terendah dalam sistem pengawasan WHO.

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan adanya varian baru Covid-19 yang kini mendominasi di Indonesia, yaitu XFG atau yang dijuluki ‘Stratus’. Laporan ini merupakan hasil pemantauan rutin yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang menjadi sentinel site atau pos pemantauan. Pemantauan ini bertujuan untuk memonitor tren penyakit, tingkat keparahan, dan karakteristik molekuler dari virus yang beredar.

“Surveilans terus kami lakukan secara rutin melalui fasilitas kesehatan yang menjadi sentinel, yakni 39 puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan di pintu masuk negara,” ungkap laporan Kemenkes.

Hingga minggu ke-30 tahun 2025, tercatat 291 kasus Covid-19 dari 12.853 spesimen yang diperiksa secara kumulatif, dengan positivity rate 2,26%. Khusus di lokasi sentinel, terdapat 82 kasus dari 2.613 spesimen hingga minggu ke-25. Pada bulan Mei, varian XFG terdeteksi pada 75% spesimen, dan angkanya meningkat drastis menjadi 100% pada Juni, menjadikannya varian dominan di Indonesia.

Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan gejala infeksi saluran pernapasan, menerapkan protokol; kesehatan dasar, dan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu berat, batuk, atau demam tinggi. Sementara, vaksinasi dianjurkan bagi kelompok rentan.

Sementara itu, Dokter Umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan mengatakan Stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike yang memungkinkan menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi, tidak seperti varian lainnya.

dr Khan mengatakan Stratus tidak tanpak lebih berat atau lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Meski ada gajala yang khas.

“Salah satu gejala yang paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” katanya.

Namun secara umum gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang. dr Khan juga menyarankan apabila seseorang mendapatkan hasil tes positif, sebaikan tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi karena Stratus merupakan varian yang sangat mudah menular.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top