Oleh: Bara Winatha )*
Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat melalui percepatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Inisiatif nasional ini menjadi suatu strategi jangka panjang dalam membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing global. Dengan cakupan yang terus diperluas, program ini kini memasuki fase akselerasi yang menyasar jutaan penerima manfaat dalam waktu yang relatif singkat.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa percepatan pelaksanaan program MBG menjadi prioritas strategis yang perlu direalisasikan secara konkret sebelum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025. Ia menargetkan sebanyak 20 juta penerima manfaat dapat menikmati akses terhadap makanan bergizi sebelum tanggal tersebut. Presiden turut menyampaikan optimisme bahwa target itu dapat dicapai. Bahkan, ia menetapkan target lanjutan yang jauh lebih ambisius, yakni menjangkau 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025.
Capaian ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan implementasi program gizi terbesar dan tercepat di dunia. Ia mengutip perbandingan dengan Brasil, yang membutuhkan waktu sebelas tahun untuk menjangkau 40 juta anak, sementara Indonesia membidik dua kali lipatnya dalam waktu satu tahun. Dalam berbagai kesempatan, ia juga menegaskan bahwa rakyat berhak menagih janji-janji pemerintah, termasuk evaluasi MBG yang direncanakan pada akhir tahun.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan bahwa lembaganya telah melakukan berbagai langkah konkret guna memastikan pelaksanaan MBG berjalan sesuai target. Ia menyampaikan bahwa target terbaru sebanyak 82,9 juta penerima manfaat pada akhir November 2025 mengalami lonjakan signifikan dari target sebelumnya yang hanya mencakup 17,5 juta penerima. Untuk mengejar target besar ini, BGN membentuk satuan tugas khusus di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), serta mendorong pembentukan badan gizi di tingkat kabupaten dan provinsi. Langkah ini dilakukan melalui koordinasi intensif dengan Kementerian Dalam Negeri guna mempercepat implementasi program di daerah.
Keberhasilan program MBG ditentukan oleh tiga pilar utama, yakni anggaran, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM). Dua dari tiga komponen tersebut telah terpenuhi, yakni anggaran dan SDM, sehingga fokus saat ini adalah menyelesaikan pembangunan infrastruktur penunjang, termasuk dapur umum, sarana distribusi, serta sistem pengawasan pelaksanaan. BGN menargetkan seluruh infrastruktur akan rampung pada akhir Oktober 2025, sehingga tidak akan menghambat target besar pada bulan berikutnya.
Lebih lanjut, Dadan menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan langsung agar BGN segera menyelesaikan seluruh tahapan program MBG. Presiden menunjukkan keprihatinan mendalam terhadap anak-anak yang belum mendapatkan makanan bergizi. Arahan itu mempertegas urgensi dan prioritas dari program ini. Sesuai arahan tersebut, BGN berkomitmen menekan angka kejadian ketidaktepatan pelaksanaan hingga nol persen. BGN juga terus memperketat standar operasional prosedur (SOP), melakukan pelatihan ulang terhadap petugas di lapangan, serta menggelar bimbingan teknis untuk memastikan program berjalan lebih tertib, aman, dan tepat sasaran.
Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa pelaksanaan program MBG telah menjadi salah satu prioritas dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2026. Dalam rapat kabinet bersama Presiden Prabowo dan jajaran menteri bidang ekonomi, Sri Mulyani menyampaikan perkembangan penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2026, yang mencakup sejumlah program prioritas seperti MBG, Koperasi Merah Putih, pemeriksaan kesehatan gratis, serta ketahanan pangan.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan reformasi fiskal yang menyeluruh agar pelaksanaan program-program prioritas tetap sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran yang sehat. Perlu dilakukan alokasi pendanaan yang ketat sehingga defisit anggaran tetap dijaga pada level yang terukur dan tidak membahayakan stabilitas fiskal. Kemenkeu juga akan terus mengoptimalkan penerimaan negara, sementara belanja diarahkan untuk mendukung sektor-sektor esensial yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
Pemerintah menunjukkan bahwa agenda pembangunan manusia melalui pemenuhan gizi bukan hanya janji politik, tetapi bagian integral dari strategi pembangunan nasional jangka panjang. Dalam visi besar Prabowo Subianto, keberhasilan MBG bukan hanya akan mengangkat derajat kesehatan anak-anak Indonesia, tetapi juga akan menjadi simbol keberanian bangsa dalam menjawab tantangan global melalui langkah nyata di bidang sosial.
Di tengah berbagai tantangan teknis dan birokratis, komitmen politik yang kuat dari Presiden dan kerja kolaboratif antar lembaga menjadi faktor pembeda dalam pelaksanaan program ini. Indonesia kini menempuh jalur baru, di mana kebijakan berbasis keadilan sosial menjadi prioritas utama, dengan dampak langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Program MBG adalah tentang membangun masa depan bangsa yang lebih sehat, adil, dan berdaya.
Dengan percepatan yang dilakukan, serta pengawasan yang ketat, program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya berhasil menjangkau 20 juta penerima sebelum 17 Agustus 2025, tetapi juga melampaui ekspektasi dalam mewujudkan visi besar menuju 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun. Capaian ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah pembangunan sosial Indonesia, sekaligus bukti bahwa dengan kemauan politik yang kuat, program besar dapat diwujudkan secara konkret dan menyentuh masyarakat hingga ke pelosok negeri.
)* Pengamat sosial dan kemasyarakatan.