Narasi Indonesia Cemas Tak Berdasar, Pemerintah Percepat Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

JAKARTA — Narasi pesimistis yang digulirkan melalui kampanye “Indonesia Cemas” dinilai sebagai upaya sistematis untuk menciptakan kegaduhan politik dan mencoreng capaian pembangunan nasional. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa gerakan seperti “Indonesia Gelap” dan seruan “Kabur Aja Dulu” bukanlah ekspresi murni keresahan rakyat, melainkan rekayasa politik yang disponsori oleh kelompok koruptor.

“Dan ternyata memang ini adalah rekayasa. Ini dibuat-buat. Ini dibayar. Oleh siapa? Oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin,” tegas Prabowo dalam pidatonya.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa narasi krisis yang digaungkan sejumlah pihak justru bertolak belakang dengan kondisi riil bangsa saat ini. Indonesia tengah memasuki era transformasi besar di bawah pemerintahan baru, dengan fokus utama pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang merata dan berkualitas.

“Indonesia cerah. Masa depan Indonesia cerah. Saya sudah lihat angka-angkanya. Kekayaan kita luar biasa, tinggal kita bisa mengelola atau tidak, tinggal kita berani atau tidak menjalankan perintah Undang-Undang Dasar,” ujar Prabowo.

Pemerintah secara konkret telah mempercepat program-program strategis di sektor pendidikan, mulai dari pembangunan sekolah-sekolah di daerah tertinggal, pelatihan guru, hingga perluasan akses pendidikan tinggi. Kebijakan ini merupakan respons nyata terhadap tantangan jangka panjang, bukan sekadar retorika.

Sementara itu, upaya provokatif seperti aksi bertajuk “Aksi Serentak” yang digalang oleh kelompok tertentu mulai 25–28 Juli mendatang dinilai minim substansi dan berisiko mengganggu stabilitas nasional. Tagar-tagar seperti #IndonesiaCemas dan #IndonesiaMakinGelap yang mereka sebarkan di media sosial dikritik luas karena tidak berdasar dan hanya bersifat agitasi politik.

Aktivis Corong Rakyat, Hasan, menilai bahwa Gerakan mahasiswa semestinya bersandar pada data, bukan hanya narasi gelap penuh pesimisme.

“Kita justru sedang menyongsong pemerintahan baru yang kuat dan sah, kenapa justru dipojokkan dengan narasi yang dibangun oleh elite tertentu?”, tegasnya.

Peneliti CIE, Muhammad Chaerul, turut menegaskan bahwa bangsa ini memerlukan stabilitas untuk mempercepat pemulihan dan pembangunan.

“Aksi jalanan bukan solusi. Pemerintah saat ini sedang bekerja membangun masa depan melalui pendidikan. Itu yang perlu didukung, bukan diganggu,” tegasnya.

[edRW]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top